Rabu, 15 April 2015

PERILAKU ORGANISASI

INDIVIDUAL

KINERJA PEKERJAAN


Prestasi Kerja
    Hal ini merupakan hal terpenting yang menjadi perhatian bagi para pegawai dan setiap unit performa (prestasi)merupakan hal yang diperhatikan oleh seorang manager.  Mungkin kita selalu beranggapan bahwa prestasi kerja lebih beraspek kepada "hasil kerja"daripada Perilaku (Behavior).
    Apakah prestasi kerja merupakan satu set dengan perilaku yang seseorang lakukan atau tidak?. Atau prestasi kerja merupakan hasil dari perilaku-perilaku tersebut ?
    Mungkin kita percaya, lebih tepat mendefinisikan "prestasi "dengan "hasil" dibanding dengan perilaku, karena hasil terlihat lebih "obyektif" dan lebih berhubungan erat dengan kepentingan perusahaan.  Misalnya kinerja seorang salesman seringkali diukur berdasarkan jumlah penjualan yang dihasilkan setiap orang. Secara logika, konsepnya seorang salesman disewa oleh perusahaan untuk melampaui target penjualan yang bernilai lebih bagi perusahaan .


    Bagaimanapun, menentukan sebuah kinerja dari melihat hanya sebuah "hasil kerja" tidak selalu benar karena hasil kerap kali dipengaruhi oleh berbagai  faktor diluar kontrol pegawai itu sendiri. Misalnya : kualitas produk, kompetisi, peralatan ,teknologi,  teman kerja, pengawasan dan kebutuhan mendesak. Bahkan jika dirasa kontrol itu kurang tepat bagi situasi tersebut, maka ada masalah lain  yang ditimbulkan ketika melihat kinerja berdasar hasil .

    Lalu pekerja yang bagaimanakan yang merupakan seorang berkinerja baik ?  Untuk menjawab pertanyaan ini, mari ingat bahwa Prestasi Kerja secara formal mendefinisikan sebagai suatu nilai dari suatu kesatuan perilaku seorang karyawan , baik secara positif maupun negatif yang ditujukan untuk pemenuhan tujuan perusahaan.

    Terdapat tiga kategori Prestasi Kerja; Yakni Prestasi Tugas  dan Perilaku kewarganegaraan . Kedua kategori tersebut berdampak positif bagi perusahaan. Sedang kategori ketiga yakni Perilaku Kontraproduktif . Kategori  ini berdampak negatif bagi perusahaan.

    Prestasi Tugas

    Prestasi tugas merupakan perilaku tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses pemberdayaan sumber daya perusahaan menjadi suatu nilai barang atau jasa , bergantung dengan bidang perusahaan. Prestasi tugas merupakan suatu kesatuan dari kwajiban eksplisit yang harus dibayar karyawan agar mendapat kompensasi dan kelanjutan kerja. Seperti misalnya pada seorang pramugari, prestasi tugas  termasuk mengumumkan dan mempraktekan prosedur keselamatan penerbangan serta mendistribusikan makanan  dan minuman bagi para penumpang.

    Meskipun kinerja tugas merupakan kegiatan khusus yang berbeda dari satu tugas ke tugas lainya, prestasi tugas juga dapat dikategorikan ke pengertian yang lebih luas. Satu cara mengkategorikan prestasi tugas ialah menentukan level pekerjaan yang sifatnya rutinitas ataupun pekerjaan yang sufatnya sementara.

    Prestasi tugas rutin.
     dibutuhkan penguasaan yang baik akan tugas tugas yang dikerjakan pada saat  normal, rutin, atau yang dapat diprediksi. Karyawan cenderung untuk bertindak berdasarkan yang sudah ditentukan atau dengan cara  yang sedikit berbeda.

    Prestasi Tugas Adaptif
    Prestasi tugas adaptif, yakni kegiatan tugas yang melibatkan kepekaan karyawan pada tugas tugas yang sifatnya baru, tidak biasa atau yang tidak dapat diprediksi.
    Contohnya pada kasus kecelakaan Air France nomor penerbangan 358 di Kanada pada tahun 2005. Para petugas maskapai dengan cepat merespon keadaan darurat dan dibantu sebagian penumpang selamat meningglkan pesawat dalam waktu hanya 52 detik, sebelum petugas penyelamat tiba.  Lima menit kemudian sebagian kecil  penumpang dan 12 kru telah berhasil dievakuasi dengan selamat keluar dari pesawat. Pada kasus ini dapat kita lihat petugas maskapai melakukan kegiatan yang tidak biasanya (darurat) dengan tidak hanya mendemonstaikan tindakan keselamatan penerbangan, namun juga dapat melaksanakan tindakan penyelamatan. Ini adalah prestasi tugas adaptif. Meskipun para petugas maskapai telag diberikan pelatihan mengenai keadaan darurat, melaksanakan perilaku-perilaku demikian  secara efektif dalam konteks keadaan darurat yang sebenarnya yang berbeda dari aktivitas yang dialami sebelumnya.
    Sebagai bagian dari globalisasi, pergerakan zaman, kemajuan teknologi dan pengetahuan akan kerja intensif yang semakin luas, adaptif menjadi semakin penting sebagai prestasi tugas. Untuk itu perusahaan harus semakin memperkenalkan perilaku yang berhubungan dengan adaptibilitas.

    Prestasi tugas tidak hanya dilakukan atau tidak dilakukan. Meskipun seorang dengan prestasi kurang seringkali gagal dalam memenuhi kriteria perilaku tersebut,  itu hanya benar bahwa seorang berkinerja baik biasanya selalu melebihi ekspektasi perilaku tersebut.   Karyawan yang paling berharga bagi perusahaan ialah mereka yang mampu "melampaui batas" dengan mengambil tingkatan perfoma tugas yang sebelumnya belum pernah diketahui.

    Perilaku Kewarganegaraan
    Perilaku Kewarganegaraan dijelaskan sebagai aktivitas pekerja yang bersifat sukarela sebagai bentuik kontribusi kepada perusahaan tanpa mengharapkan balasan. Ada banyak jenis perilaku yang dapat dikaitkan dengan perilaku tersebut. Penelitian menunjukan terdapat dua kategori  yang berbeda menurut siapa yang lebih diuntungkan dari peilaku kewarganegaraan. Apakah teman sekerja ataukah perusahaan. Disini ada dua kategori tersebut; Perilaku interpersonal dan organisasi.

    Perilaku Interpersonal
    Perilaku ini memberikan keuntungan secara personal antar sesama, dengan melibatkan kegiatan saling membantu , mendukung dan membangun anggota organisasi lain dengan cara diluar kegiatan normal. Seperti misalnya, membantu pekerja lainya disaat menemui kesulitan dalam mengerjakan tugasnya yang berat,  membantu(Helping) secara pribadi, menunjukan segala sesuatu kepada pekerja yang baru .
    Kebaikan (Courtesy) menunjukan  pada  menjaga sesama rekan kerja untuk tetap memilik informasi tentang hal - hal yang berkenan dengan mereka. Beberapa pekerja enggan melakukanya dan bahkan dijadikan sebagai rahasia. Sedangkan pekerja yang baik, ia tetap menjaga sesamanya dalam lingkunganya, karena ia tidak pernah mengetahui informasi apa yang berguna untuk orang lain.Seorang pekerja yang baik, ialah yang mampu berguna bagi sesamanya.
    Sedangkan sikap sportif(Sportmanship) ditunjukan dengan bagaimana ia tetap bersikap baik meskipun ia telah kecewa atau sedang melalui masa masa sulit.

    Meskipun perilaku interpersonal penting dalam beberapa konteks pekerjaan,  tapi lebih penting lagi jika dalam konteks kelompok kerja atau tim kerja. Tim yang personelnya memiliki sikap saling membantu, hormat menghormati,  dan memilki sopan santun akan memiliki atmosfir positif dan menumbuhkan keyakinan atar anggota tim.


    Tipe Perilaku Kewarganegaraan
    Kategori Perilaku Kewarganegaraan adalah Perilaku Organisasi (Kewarganegaraan). Perilaku ini memiliki manfaat yang lebih besar bagi faktor pendukung majunya suatu organisasi. Bekerja untuk menigkatkan operasi dan memiliki loyalitas tinggi.
    Misalnya dengan mengutarakan pendapat (Voice) dan saran konstruktif untuk perubahan  ke depan. Seorang warga negara yang baik, ia akan kritis terhadap kebijakan yang dianggap tidak bagus dengan keluhan pasif. Sedangkan  Moral Kemasyarakatan (civic virtue) merupakan partisipasi dalam kegiatan operasi perusahaan secara lebih mendalam, yang dilakukan dengan menghadiri pertemuan- pertemuan secara sukarela , membaca dan mengikuti perkembangan berita seputar bisnis yang berpengaruh kepada perusahaan.
    Boosterism  yaitu merupakan perilaku yang mencerminkan sikap positif yang mewakili perusahaan (organisasi) bila sedang berada diluar lingkungan kerja, seperti ketika sedang berada di dalam masyarakat.

    Dua point penting dari Perilaku Kewarganegaraan yakni, pertama ,jika kita bisa mengamalkanya, perilaku tersebut itu sangat tepat untuk jenis pekerjaan jenis apapun, terlepas dari sifat tertentu tugasnya, dan terdapat manfaat yang jelas dalam efektifitas pekerjaan setiap unitnya  dan dalam organisasi. Kedua, perilaku kewarganegaraan menjadi lebih penting selama krisis dalam organisasi, kebutuhan akan saran yang bermanfaat, partisipasi tenaga kerja yang lebih mendalam, dan menunjukan figur publik yang kritis.
    Bagi sudut pandang seorang karyawan ,perilaku kewarganegaraan mungkin dirasa kurang begitu penting, sehingga hanya terfokus pada perilaku dalam kegiatan pekerjaannya sehari-hari.Lagipula sifatnya hanya sukarela dan optional. Bagaimanapu, meremehan perilaku ini merupakan hal yang buruk, karena perngawas (supervisor) tidak selalu melihat tindakan itu.
    Penelitian di Amerika serikat terhadap tenaga penjual (salespeople) berbagai produk, seperti komputer, farmasi, agen asuransi, operator mesin, maupun Tentara telah menunjukan bahwa perilaku kewarganegaraan sangat kuat pengaruhnya terhadap evaluasi  kinerja kerja walaupun dengan tugas yang berbeda beda.
    Tentu saja perilaku kewarganegaraan seorang pekerja akan terlihat dan akan mempengaruhi dalam evaluasi kinerja, akan memberikan kesempatan dalam kenaikan gaji dan promosi.
    Untuk itu jadilah seorang warga negara yang baik.

    Perilaku Kontraproduktif
    Perilaku ini adalah perilaku yang dilakukan secara sengaja untuk menghalangi tercapainya tujuan perusahaan (organisasi). Ada beberapa kategori yang mengelompokan perilaku ini diluar perilaku diatas tadi.
    Tipe Perilaku Kontraproduktif


    Property Deviance adalah penyimpangan properti yang merusak aset & harta perusahaan dan
    Contohnya ialah Sabotase (Sabotage) yang secara sengaja melakukan perusakan secara fisik pada peralatan, prosesn  produksi atau hasil produksi perusahaan. Contoh yang kedua adalah Theft atau pencurian . Pencurian adalah salah satu bentuk properti deviance yang bisa jadi  nilainya sebanding dengan Sabotase. Penelitian menunjukan rata-rata bisa sampai tiga perempat jumlah karyawan yang terlibat dalam perilaku kontraproduktif.
    Production Deviance adalah penyimpangan perilaku dalam mengurangi efisiensi hasil kerja. Yang termasuk dalam ini adalah ; Wasting resources dan Substance abuse
    Wasting resources adalah perilaku yang secara sengaja membuang buang sumber daya perusahaan, bentuk penyimpangan ini merupakan salah satu penyimpangan yang dianggap biasa. Misalnya ketika seorang karyawan menggunakan material bahan produksi secara berlebihan atau terlalu memakan waktu lama dalam mengerjakan hal yang kecil.
    Sedangkan Substance Abuse adalah perilaku penyimpangan dengan menyalahgunakan penggunaan zat -zat tertentu . Misalnya ketika seorang karyawan menggunakan obat obatan tertentu atau mengkonsumsi alkohol, padahal sedang akan bekerja, Sehingga produktivitas menjadi berkurang karena bekerja tidak optimal (lambat).
    Political Deviance  adalah perilaku penyimpangan yang secara sengaja menimbulkan ketidakuntungan (kerugian) orang lain daripada kepada organisasi.
    Gossiping : percakapan sehari hari yang menceritakan tentang orang lain yang kebenaranya belum tentu terbukti.
    Incivility  adalah perilaku yang kasar, tidak sopan,  dan kurang beretika dengan cara yang baik.
    Ada perilaku yang lebih serius ,yakni Personal Aggresion , dijelaskan sebagai permusuhan dan melakukan kekerasan secara verbal terhadap sesama pekerja. Dalam Personal Aggresion ada dua kategori; Harrasment ialah perilaku yang terjadi ketika pekerja menjadi subyek pelecehan dan tindakan yang tidak menyenangkan dari sesama rekan kerja.
    Sedangkan Abuse  yakni perilaku yang terjadi ketika pekerja diserang atau terancam baik secara fisik maupun psikis.

    Summary
    Menjadi seorang yang berkinerja baik tidak lepas dari banyak hal yang berbeda. Itu berarti seseorang dikatakan bagus dalam  mengerjakan pekerjaan yang menjadi tugasnya baik bersifat rutinitas ataupun adaptif.Tetapi juga berarti bahwa pekerja itu juga ikut berpartisipasi menjadi seorang yang berperilaku kewarganegaraan yang baik yang berhubungan baik dalam sesama pejkerja maupun dalam lingkungan lebih luas (organisasi-perusahaan). Dan juga menahab diri dari perilaku kontraproduktif yang merusak iklim organisasi. Tujuan dari seorang manager ialah menemukan pekerja dengan memenuhi ketiga kriteria tersebut.