Selasa, 05 Mei 2015

    Perilaku Organisasi

    KEPUASAN KERJA

    Kepuasan kerja merupakan satu dari beberapa perilaku individual yang langsung mempengaruhi kinerja dalam pekerjaand dan komitmen dalam suatu organisasi. Ketika seorang pekerja memiliki sangat puas dalam pekerjaanya,  secara emosional,  itu akan berpegaruh secara positif terhadap pekerjaanya. Sehingga akan menambah loyalitas terhadap perusahaannya.
    Kepuasan Kerja didefinisikan sebagai sebuah perasaan menyenangkan yang timbul sebagai hasil dari penilaian atas suatu pekerjaan atau pengalaman kerja.Pekerja dengan tingkat kepuasan rendah akan memberikan penilaian negatif terhadap pekerjaan atau tugas yang mereka jalani. Sayangnya berdasarkan survey, tingkat kepuasaan kerja dari tahun ke tahun semakin langka. 
    Accenture, sebuah lembaga konsultasi bisnis dan manajemen asal Amerika Serikat  mengeluarkan hasil studi terbaru mereka pada 2012 lalu. Studi yang mempelajari tingkat kepuasan kerja pada karyawan itu menunjukkan, hanya 18 persen dari kelompok responden karyawan di Indonesia yang mengatakan puas dengan kualitas kehidupan serta kebahagiaannya di tempat kerja. Ini menempatkan Indonesia di posisi paling bawah tingkat kepuasan para pekerja. Sementara di Singapura, sebesar 76 persen responden mengaku tidak bahagia di tempat kerja. Tiga masalah yang paling dikeluhkan adalah keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, besaran gaji dan tunjangan, serta ketersediaan jenjang karir.

    Faktor - faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja :
    1
    Pekerjaan itu sendiri. Sukar atau mudahnya pekerjaan itu akan mempengaruhi kepuasan dalam pekerjaanya.
    2
    Figur atasan . Seorang atasan harus mampu menghargai pekerjaan bawahanya.
    3
    Rekan Kerja. Hubungan antar sesama pekerja.
    4
    Promosi Jabatan. Faktor yang berhubungan dengan tersedia atau tidaknya kenaikan  jabatan /pangkat .
    5
    Gaji/ Upah. Berhubungan dengan kelayakan gaji/ upah yang diterima.

    Secara umum, seorang pekerja akan merasa puas apabila pekerjaan nya dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi mereka. Sesuatu yang bernilai bagi mereka ialah sesuatu yang mereka cari atau raih baik secara sadar maupun tidak.
    Tentunya setiap orang mempunyai nilai kriteria -kriteria tersendiri yang mana dapat dikatakan bernilai dan penting untuk dicapai.

    Berikut adalah tabel

    Pemenuhan Nilai : Teori  Persepsi Nilai.

    Teori persepsi nilai berpendapat bahwa kepuasan kerja bergantung pada sejauh mana kita merasakan bahwa pekerjaan kita adalah sesuatu yang menghasilkan nilai. Teori ini dapat diukur dengan persamaan  berikut :


    Dissatisfaction = Tingkat ketidakpuasan kerja.
    V want = Nilai yang ingin dicapai
    V have = Nilai yang telah dimiliki.
    V importance = Seberapa penting nilai bagi karyawan.

    Perbedaan besar antara nilai yang ingin dicapai dengan yang ingin dimiliki menunjukan sebuah ketidakpuasan dalam pekerjaan. Perbedaan antara nilai yang diinginkan dan dimiliki akan dikalikan dengan nilai yang penting. Sehingga perbedaan yang ada bisa diperbesar untuk nilai nilai yang penting dan meminimalkan nilai-nilai yang sepele.
    Seperti misalnya, jika diinginkan gaji sebesar Rp.7.000.000  perbulan , sedangkan gaji yang diterima saat ini sebesar Rp. 5.000.000 perbulan,  maka ada selisih gaji sebesar Rp.2.000.000 . Jika banyaknya gaji tidak menjadi persoalan serius , perbedaan tersebut tidak lah penting dan mungkin tidak perlu merasa ketidakpuasan.
    Teori persepsi nilai juga menganjurkan agar mengevaluasi kepuasan kerja berdasarkan aspek-aspek yang lebih spesifik dari sebuah pekerjaan. Berikut aspek-aspeknya :
  1. Kepuasan dalam Gaji/Upah.
  2. Aspek pertama adalah Kepuasan Gaji/Upah aspek ini mengacu kepada kepuasan karyawan terhadap ganjaran atau upah mereka. Apakah itu sudah layak, terjamin dan cukup baik untuk kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder dan tersier.Kepuasan gaji/upah ini dihitung dengan membandingkan gaji yang diperoleh dengan yang diinginkan. Walaupun kebanyakan pekerja memilih untuk bergaji besar namun kenyataannya, seorang milyuner sekalipun belum tentu puas akan upahnya (pendapatanya).

  3. Kepuasan Promosi

  4. Kepuasan ini mengacu kepada perasaan seorang karyawan mengenai promosi jabatan. Apakah promosi tersebut dilakukan secara rutin maupun dilakukan berdasarkan kemampuan karyawan.  Tidak semua orang puas pada promosi yang dilakukan secara rutin.Ini karena dengan begitu, tanggung jawab akan menjadi semakin berat dan pekerjaan akan semakin banyak. Namun, bagaimanapun banyak karyawan yang menginginkan promosi sebagai suatu sarana pegembangan diri, sehingga gaji akan bertambah dan akan meningkatkan prestise.

  5. Kepuasan dalam Pengawasan Kera.
  6. Kepuasan ini mencerminkan kesan mereka terhadap bos atau atasan mereka. Apakah bos nya merupakan orang yang berkompeten, sopan, atau mudah bergaul dengan karyawanya.

  7. Rekan Kerja yang Mendukung.
  8. Aspek ini lebih mengacu kepada kepuasan terhadap sesama rekan kerja. Apakah rekan kerja itu pintar, bertanggung jawab, dermawan, ceria, dan tidak suka gosip, malas, ketidaksukaan dan kebosanan. Hal ini penting karena sebagian besar waktu ditempat kerja dihabiskan dengan  rekan kerja sebagaimana kita menghabiskan waktu dengan keluarga. Rekan kerja yang menyenangkan dan ceria akan membuat waktu kerja menjadi lebih cepat, namun jika teman sekerja orang yang kurang respek dan menjengkelkan , maka akan membuat waktu kerja sehari serasa seperti selamanya .

  9. Kepuasan Karena Pekerjaan Itu Sendiri
  10. Kepuasan ini mengacu kepada perasaan karyawan mengenai tugas kegiatan pekerjaan yang mereka geluti.Termasuk apakah perkerjaan /tugas-tugas itu menantang, menarik,  atau sesuai dengan keinginan dan memanfaatkan skill kita dibanding dengan merasakan kebosanan dan ketidaknyamanan.

    Secara keseluruhan, Teori tentang persepsi nilai  mengungkapkan  bahwa para pekerja akan  merasa puas akan pekerjaanya ketika mereka merasa bahwa pekerjaanya menawarkan gaji/upah, promosi , pengawasan, rekan kerja dan tugas -tugas yang mereka nilai.
    Menurut riset dan beberapa studi, terdapat keterikatan antara aspek satu dengan aspek lainya.
    Namun dalam beberapa riset, aspek yang paling kuat dalam kepuasan kerja adalah aspek kepuasan karena pekerjaan itu sendiri. Untuk itu, sangatlah sulit menemukan kepuasan dalam pekerjaan apabila kita tidak menyukai pekerjaan yang kita lakukan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar